Mengenal Open Source dan Close Source!
OPEN SOURCE
Pengertian Open Source :
Open source (sumber terbuka) merujuk pada model pengembangan perangkat lunak di mana kode sumber dari perangkat lunak tersebut dibuat tersedia untuk umum. Dalam konteks open source, "source" mengacu pada kode sumber komputer yang digunakan untuk membuat perangkat lunak tersebut. Prinsip dasar dari model open source adalah bahwa pengguna memiliki akses penuh, dapat melihat, memodifikasi, dan mendistribusikan ulang kode sumber perangkat lunak tersebut.
Open source (sumber terbuka) merujuk pada model pengembangan perangkat lunak di mana kode sumber dari perangkat lunak tersebut dibuat tersedia untuk umum. Dalam konteks open source, "source" mengacu pada kode sumber komputer yang digunakan untuk membuat perangkat lunak tersebut. Prinsip dasar dari model open source adalah bahwa pengguna memiliki akses penuh, dapat melihat, memodifikasi, dan mendistribusikan ulang kode sumber perangkat lunak tersebut.
Beberapa karakteristik utama dari perangkat lunak open source melibatkan:
1. Akses Kode Sumber:
1. Akses Kode Sumber:
Kode sumber perangkat lunak open source dapat diakses dan diperoleh oleh siapa saja. Ini berbeda
dengan perangkat lunak closed source yang tidak mempublikasikan kode sumbernya.
2. Kebebasan untuk Mengubah:
2. Kebebasan untuk Mengubah:
Pengguna memiliki hak untuk memodifikasi kode sumber sesuai kebutuhan mereka. Mereka dapat
menyesuaikan fungsionalitas, memperbaiki bug, atau menambahkan fitur baru.
Kebebasan untuk Mendistribusikan Ulang:
Pengguna memiliki hak untuk mendistribusikan ulang perangkat lunak beserta modifikasinya kepada
orang lain. Ini mempromosikan pertukaran dan kolaborasi.
3. Lisensi Open Source:
3. Lisensi Open Source:
Perangkat lunak open source sering dilisensikan menggunakan lisensi khusus yang mengatur
bagaimana pengguna dapat menggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikan ulang perangkat
lunak tersebut. Beberapa contoh lisensi open source termasuk GNU General Public License (GPL),
Apache License, dan MIT License.
4. Komunitas Pengembang:
4. Komunitas Pengembang:
Model open source seringkali melibatkan komunitas pengembang yang luas. Pengembangan
perangkat lunak dapat melibatkan kontribusi dari berbagai individu yang bekerja bersama-sama untuk
meningkatkan dan memperbaiki perangkat lunak.
5. Transparansi:
5. Transparansi:
Kode sumber yang terbuka menciptakan transparansi, karena siapa pun dapat memeriksa dan
memahami cara perangkat lunak berfungsi. Ini dapat meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap
perangkat lunak tersebut.
6. Inovasi Kolaboratif:
6. Inovasi Kolaboratif:
Model open source mendorong inovasi kolaboratif, di mana banyak mata dapat melihat kode sumber
dan memberikan masukan atau perbaikan. Hal ini dapat mempercepat pengembangan dan
peningkatan perangkat lunak.
7. Berbagai Penggunaan:
7. Berbagai Penggunaan:
Perangkat lunak open source dapat digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari proyek-proyek
kecil hingga proyek-proyek besar dan kompleks. Ini mencakup sistem operasi, perangkat lunak
aplikasi, perangkat lunak pengembangan, dan banyak lagi.
CLOSE SOURCE
Pengertian Close Source
Close source (sumber tertutup) merujuk pada model pengembangan perangkat lunak di mana kode sumber dari perangkat lunak tersebut tidak tersedia untuk umum. Dalam konteks ini, "close source" atau "proprietary software" berarti bahwa perusahaan atau pengembang yang membuat perangkat lunak tersebut memegang hak eksklusif atas kode sumbernya, dan pengguna tidak memiliki akses langsung ke kode tersebut.
1. Kode Sumber Tidak Tersedia:
Kode sumber perangkat lunak close source tidak dapat diakses atau dilihat oleh pengguna umum.
Hanya hasil kompilasi atau eksekusi yang disediakan kepada pengguna.
2. Keterbatasan Modifikasi:
Pengguna tidak diizinkan untuk memodifikasi atau menyesuaikan kode sumber perangkat lunak
sesuai kebutuhan mereka. Modifikasi biasanya hanya dapat dilakukan oleh pengembang internal atau
pihak yang diberi izin khusus.
3. Penggunaan Terbatas:
Penggunaan perangkat lunak close source sering kali diatur oleh lisensi yang ketat. Pengguna harus
mematuhi syarat-syarat dan ketentuan lisensi yang diberikan oleh pemilik perangkat lunak.
4. Keamanan dan Rahasia Dagang:
Close source sering kali dianggap memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi karena rincian implementasi dan rancangan internal tidak terbuka untuk umum. Hal ini dapat membantu menjaga rahasia dagang dan hak kekayaan intelektual.
5. Biaya Lisensi:
Pengguna perlu membayar biaya lisensi untuk menggunakan perangkat lunak tertentu. Biaya ini dapat bervariasi tergantung pada jenis perangkat lunak, fungsi, dan lisensinya.
6. Dukungan Teknis dari Vendor:
Perusahaan atau pengembang yang membuat perangkat lunak close source biasanya menyediakan dukungan teknis resmi. Pengguna dapat mendapatkan bantuan dari pihak vendor jika mengalami masalah.
7. Kemungkinan Fitur Khusus:
Close source dapat mencakup fitur-fitur khusus atau eksklusif yang tidak dapat ditemukan pada perangkat lunak open source. Ini dapat menjadi keuntungan bagi pengguna yang mencari solusi yang unik atau memiliki kebutuhan khusus
Komentar
Posting Komentar